Kamis, 05 September 2013

laporan pengamatan medium pemeliharaan lalat buah



Laporan lengkap praktikum
GENETIKA
 MEDIUM PEMELIHARAAN LALAT BUAH
OLEH
KELOMPOK V
NAMA                                :                                               LIA ALLO LAYUK
STAMBUK                        :                                               10270013
PRODI                                :                                               BIOLOGI
KELAS                               :                                               A
ASISTEN                           :                                              
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
            Sejak dulu lalat buah atau dikenal dengan nama Drosophila melanogaster banyak digunakan dalam penelitian Genetika karena lalat ini mudah dipelihara pada medium makanan yang sederhana. Selain itu, lalat buah juga mudah didapatkan di alam bebas. Dan biasanya berkerumun pada buah-buahan yang ranum karena makanannya berupa jamur yang tumbuh pada buah.
            Untuk melakukan suatu penelitian tentang lalat buah dibutuhkan sebuah medium yang cocok untuk keadaan alaminya. Sebelumnya telah pernah dilakukan penelitian mengenai medium pemeliharaan lalat buah. Medium yang mula-mula dipergunakan ialah campuran antara pisang ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6:1. Namun seiring dengan waktu ditemukan kelemahan dari medium tersebut. Ternyata kualitas pisang dan tape tidak pernah seragam. Sehingga dilakukanlah penelitian-penelitian baru.
            Pentingnya pembuatan medium Drosophila melanogaster ialah sebagai tempat atau medium untuk pemeliharaan lalat buah ketika melakukan percobaan Genetika. Misalnya untuk mengetahui siklus hidup Drosophila melanogaster dibutuhkan suatu medium agar dapat mengamati setiap fase perkembangan Drosophilla melanogaster.
            Dari uraian di atas maka dianggap perlu melakukan percobaan mengenai pembuatan medium pemeliharaan lalat buah yang sesuai dengan perbandingan komposisi tertentu.

B.     Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pengamatan ini adalah mengetahui cara pembuatan medium pemeliharaan lalat buah (Drosophila melanogaster).

C.     Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari praktikum ini adalah:
1.      Mahasiswa memiliki keterampilan dalam membuat medium pemeliharaan lalat buah.
2.      Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang komposisi perbandingan bahan yangdigunakan dalam pembuatan medium lalat buah.
3.      Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya pada masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Drosophila Melanogaster merupakan jenislalat buah yang dimasukkan ke dalam :
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Antropoda
Ordo                : Diptera
Famili              : Drosophilia
Upafamili        : Drosophilinae
Genus              : Drosophila
Upagenus        : Sophophora
Grup Spesies   : Grup Melanogaster
Upagrup Spesies         : Subgrup Melanogaster
Spesies komplek          : Melanogaster
Spesies                        : Drosophila Melanogaster
            Drosophila Melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke alam ordo Diptera (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan . Drosophila Melanogaster populer karena sangat mudah berkembang biak / hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya, mudah pemeliharaannya, serta memiliki variasi fenotip yang relatif mudah di amati.
            Lalat atau Drosophila baik disadari atau tidak, telah hadir dalam setiap lingkungan. Dalam penelitian objek tentang lalat, orang pertama yang meggunakaSSn lalat buah (Drosophila Melanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan “pautan seks” dan gen rekombinan.
            Selama musim panas Drosophila telah hadir dalam kehidupan. Drosophila Melanogaster terdapat di semua bagian dunia. Biasanya, Drosophila Melanogaster ini mengerumuni buah- buahan yang ranum dan tempat-tempat sampah. Dalam pembiakan Drosophila  yang pertama kita butuhkan adalah media. Dalam pembuatan medium, sebaiknya digunakan air suling karena air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga penting bagi pertumbuhan  organisme, terutama kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh ph. Pada saat makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terbanyak saluran, maka pertumbuhan  biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada botol atau pada kertas tissue di dalam botol. Disisnilah larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva instarIII-pupa-imago.
            Ciri-ciri Drosophila antara lain warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil antara 3-5mm, urat tepi sayap(costal vein) mempunyai dua bagian yang terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu, memiliki  7-12 percabangan. Croovein Posterior umumnya lurus,tidak melenngkkung. Mata majemmuk berbentuk bulat agak eleps dan berwarna merah, Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala denan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan mata majemmuk.
 Thorak berbulu-bulu dengan warna dasar putih,ssedanngkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.Sayap panjang,,berwarna transparan,dan posisi berbulu pada Thoraks. Drosophilla memiliki ciri morfollogi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada Drosophilla jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomenya dan memiliki sisir kelamin,sedangkan pada yang betina ukuranya relative lebih besar.memilliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin merupakan hewan yang bersayap,berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat bantu seprti luv ataupun kaca pembesar.
  Pada Drosophilla jantan dan betina mudah dipisahkan dalam benttuk sehmen ssegmen abdomen. Abdomen btina mempunyai ujung meruncing dan pula garis-garis yang berbeda daripada abdomen jantan.Kelamin  lalat ditentukan ssebagiam kromosom x yang dimiliki individu lalat betina akan memiliki 2 kromosom x,sedanngkan lalat jantan harus memilliki 1 kromosom x ditanbah 1 y heterokromatik. Pada lalat buah kromosom y tidak memiliki peranan prenting dalam penentuan jeni kelamin pada kromosom Drosophillia hanya ssedikit gen yang aktif.
Tautan seks pada Drosophilla melalui penyilangan lalat betina bermata merah dengan lalat jantan berwarna putih. Morgan menyatakan bahwa gen atau sifatyang tergantung pada kromosom seks disebut pautan  seks/tautan seks.
Berdasarkan hasil setelah dilakukan peslangan maka di dalam kromosom y tidak terdapat gen yang bertanggung jawab atas warna masa dan faktor warna  mata merah demikian terhadap seks warna putih.
Faktor-faktor mempengaruhi Drophllia:
1.      Suhu Lingkungan
Siklus hidp lalat Drosophillia Melanogaster 8-11 hari dalam kondisi ideal(pada suhu 25-28 c).Suhu ini adalah suhu optimal yanng diperlukan oleh lalat buah untuk tumbuh dan berkemnbang.Pada suhu rendah 18o c,relatif lama siklus hidupnya dan lambat sekitar 18-20 hari.Pada suhu tinggi 30oC dewasa tanngtumbuh asam steril.
2.      Ketersedian Media Makanan
Jumlah telur akan menurun apabila makanan lalat buah dewasa yang kekurangan makanan.Lalat buahbdewasa yanng kekurangan makanan akan menghasilkan larva yang kecil.Larva ini mapu membentuk pupa kecil tapi sering kali gagal menjadi ondividu dewasa(Shorrocus,1972).
3.      Tingkat Kepadatan Botol pemeliharaan
Botol sebaiknya diisi buah yang cukup dan tidak tterlalu padat.Pada Drosophllia Melanogaster dengan kondisi ideal dimana cukup ruang,individu dewasa hidup sampai kurang 40 hari. Jika terlalu padat akan menyebabkan menurunya produksi telur dan meningkatkan jumlah kematian individu dewasa.
4.        Intensitas Cahaya
       Pada Drosophillia Melanogaster menyukai yanng rremang –remang dan akan mengalami pertumbuhan lambat selama berrdaa di ttempat yang gelap.
Sejak awal abad ini lalat Drosophila banyak digunakan dalam penelitian Genetika karena lalat ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya mudah diperoleh pada media makanan yang sederhana (Suryo, 2005). Karena Lalat buah umumnya tertarik oleh substansi yang mengandung ammonia dalam buah, contoh lainnya protein hidrolisis atau protein autolisis.  Oleh karena itu zat-zat tersebut dapat digunakan sebagai perangkap lalat buah, baik jantan maupun betina (Anonim, 2008). Dan dapat pula diperoleh dengan menggunakan perangkap yang terbuat dari botol bekas air mineral dan di dalamnya digantungkan kapas yang telah dibasahi dengan methyl eugenol (Asmal, 2008).
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrient. Umumnya media mengandung air, sumber energi, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hydrogen serta unsur-unsur kelumit (trace mineral) (Lay, 1994). Sementara Agar-agar merupakan bahan yang digunakan untuk memadatkan media. Agar-agar merupakan ekstrak polisakarida dari alga laut. (Ali, 2006).
Untuk pemeliharaan stock Drosophila melanogaster dapat digunakan bermacam macam medium. Medium yang mula-mula dipergunakan adalah campuran antara pisang ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6:1. Medium tersebut dipakai selama lebih dari 15 tahun (Hartati, 2008). Pisang digunakan sebagai bahan karena pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi disbandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mmineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6 dan serotonin (Anwar, 2003).
Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium yang dicobakan untuk dapat pula pemeliharaan jenis-jenis Drosophila lainnya dan beberapa tahun terakhir ini telah digunakan resep yang baru. Hal ini disebabkan oleh karena kualitas pisang dan tape tidak pernak seragam, sehingga dirasakan perlu untuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat diandalkan (Hartati, 2008).
Menurut Hartati (2008), adapun resep yang kini dipergunakan adalah ebagai berikut:
Untuk membuat sekitar 25 – 30 botol medium :
-          pisang ambon                                      600 gram
-          agar-agar (swallow)                            7 gram
-          ragi                                                      20 gram
-          nipagin/tegosept/moldex                     7 ml
-          sorbic acid                                           5 ml
-          aquadest                                              411 ml
Jumlah seluruhnya kurang lebih 1200 ml/1200 gram.











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.                Waktu & tempat :
     Waktu                     : Senin, 20 mei 2013
     Pukul                      : 09.0011.30 WITA
     Tempat                   : Laboratorium Biologi Universitas Veteran Republik Indonesia

B.                 Alat & bahan :
1.      Alat :
a.       Botol kultur
b.      Tutup gabus
c.       Kuas kecil
d.      Gelas beaker
e.       Gelas ukur
f.       Cawan petri
2.      Bahan :
a.       Lalat buah (Drosophila melanogaster)
b.      Medium (komposisi tertentu)
c.       Zat pencegah jamur (nipagin )
d.      Ragi
e.       Gula merah
f.       Agar – agar

C.                Cara kerja
1.      Menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan
2.      Mencampurkan gula merah dengan aquadest lalu memasaknya hingga mendidih
3.      Sementara itu memblender pisang yang ranum hingga lumat betul.
4.      campurkan  pisang yang telah diblender kedalam air, agar-agar dan gula yang sedang mendidih .
5.   Mengaduk sampai rata di atas api yang kecil dan didiamkan sekitar menit, sehingga pisang ikut menjadi matang.
6.      Membiarkan adonan mendidih sekitar 15 menit.

      7.      Melarutkan ragi roti tersebut dalam air dan mencampurkan pula di dalam adonan         yang suhunya sudah mulai menurun sekitar 40 C.
8.      Mencampurkan anti jamur yang telah dipersiapkan sebelumnya.
9.      Menuangkan dengan segera sekitar 40 ml/40 gr adonan yang masih panas dalam          botol selai yang telah disterilkan terlebih dahulu.
10.  Memasukkan kertas saring untuk menyerap kelebihan cairan dalam botol medium.
11.  Apabila medium sudah dingin maka botol biakan siap dipergunakan.






















BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

a.   Hasil


b.   Pembahasan

Dari hasil pengamatan cara pembuatan medium lalat buah yang terbuat dari bahan-bahan campuran berupa pisang ambon, gula merah, agar-agar, ragi, nipagin, sorbic acid dan aquadest.
            Setiap bahan-bahan tersebut memiliki fungsi masing masing. Fungsinya antara lain :
1.      Pisang ambon memiliki aroma tersendiri sehingga meransang datangnya lalat buah (Drosophila melanogaster) pada medium.
2.      Gula merah berfungsi memberi rasa manis pada medium. Selain itu juga sangat dibutuhkan oleh lalat buah betina untuk menghsilkan telur.
3.      Agar-agar berfungsi untuk memadatkan medium ketika disimpan pada botol selai.
4.      Ragi digunakan agar adonan mengembang.
5.      Nipagin berfungsi sebagai anti jamur dengan kata lain mencegah tumbuhnya jamur pada medium.
6.      Sorbic acid berfingsi sebagai pengawet medium.
7.      Kertas saring berfungsi untuk menyerap kelebihan air pada medium dan juga sebagai tempat lalat buah bertelur.
Selain bahan, alat-alat yang digunakanpun masing-masing memiliki fungsi. Antara lain:
1.      Botol selai merupakan tempat penyimpanan medium yang  telah dibuat.
2.      Sumbat spons digunakan sebagai penutup botol sehingga lalat buah yang telah ditangkap tidak mudah lepas dan pori-pori pada tutup tersebut memungkinkan lalat buah  tetap mendapatkan oksigen untuk bernafas.
3.      Blender digunakan untuk melumatkan pisang
4.      Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume aquadest yang digunakan
5.      Panci digunakan sebagai wadah untuk mencmpur dan memasak adonan
6.      Pengaduk digunakan untuk mengaduk adonan hingga homogen
7.      Kompor gas berfungsi untuk memanaskan adonan hingga mendidih
8.      Timbangan berfungsi untuk mengukur koposisi bahan yang akan digunakan.
            Pembuatan medium tersebut merupakan hasil penelitian dari para ahli. Yang sebelumnya menggunakan campuran  pisang ambon dan tape ketela pohon. Namun kualitas pisang dan tape tidak pernah seragam sehingga dilakukan penelitian selanjutnya untuk penemuan resep baru.
            Cara pembuatan medium lalat buah (Drosophila melanogaster) yang telah dilakukan merupakan resep baru yang mengandung nutrient yang mudah digunakan. Seperti karbohidrat, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat dan air merupakan sumber energi bagi aktivitas lalat buah. Protein dibutuhkan  untuk kematangan seksual dan produksi telur.
Medium Drosiphila melanogaster yang telah dibuat masih memiliki kelemahan, terbukti dari hasil pengamatan bahwa Drosophilla melanogaster  yang ada pada medium tersebut mati. Tetapi medium tersebut mudah dibuat dan bahan-bahan yang digunakan pun mudah diperoleh.


                                                                                       PARAF ASISTENSI



(                                             )



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Dalam pembuatan medium pemeliharaan Dsophila melanogaster  digunakan beberapa bahan dengan perbandingan koposisi yang telah ditentukan.
2.      Medium yang cocok untuk pemeliharaan Drosophila melanogaster adalah medium yang steril dan  mengandung sejumlah nutrient yang dibutuhkan oleh Drisophila melanogaster .


B.     Saran
1.      Sebaiknya praktikan lebih teliti ketika menimbang bahan yang digunakan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan porsi masing-masing bahan.
2.      Sebaiknya praktikan memasukkan adonan pada botol selai dalam keadaan panas karena ketika adonan telah dingin maka adonan akan menjadi padat di panci.


















DAFTAR PUSTAKA


Ali, A. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Makasar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.


Az azmal. 2008. Surveilans Distribusi Spesies Lalat Buah di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. http://farferta.ugm.ac.id/perlitan2005/brt0005.htm#atas. Diakses 28 Maret 2008.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suryo. 2005. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.




1 komentar: