Laporan
lengkap praktikum
GENETIKA
“MEDIUM PEMELIHARAAN
LALAT BUAH”
OLEH
KELOMPOK
V
NAMA :
LIA ALLO LAYUK
STAMBUK :
10270013
PRODI :
BIOLOGI
KELAS :
A
ASISTEN :
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN
REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012/2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dulu lalat buah atau dikenal
dengan nama Drosophila melanogaster banyak
digunakan dalam penelitian Genetika karena lalat ini mudah dipelihara pada
medium makanan yang sederhana. Selain itu, lalat buah juga mudah didapatkan di
alam bebas. Dan biasanya berkerumun pada buah-buahan yang ranum karena
makanannya berupa jamur yang tumbuh pada buah.
Untuk melakukan suatu penelitian
tentang lalat buah dibutuhkan sebuah medium yang cocok untuk keadaan alaminya.
Sebelumnya telah pernah dilakukan penelitian mengenai medium pemeliharaan lalat
buah. Medium yang mula-mula dipergunakan ialah campuran antara pisang ambon dan
tape ketela pohon dengan perbandingan 6:1. Namun seiring dengan waktu ditemukan
kelemahan dari medium tersebut. Ternyata kualitas pisang dan tape tidak pernah
seragam. Sehingga dilakukanlah penelitian-penelitian baru.
Pentingnya pembuatan medium Drosophila melanogaster ialah sebagai
tempat atau medium untuk pemeliharaan lalat buah ketika melakukan percobaan
Genetika. Misalnya untuk mengetahui siklus hidup Drosophila melanogaster dibutuhkan suatu medium agar dapat
mengamati setiap fase perkembangan Drosophilla
melanogaster.
Dari uraian di atas maka dianggap
perlu melakukan percobaan mengenai pembuatan medium pemeliharaan lalat buah
yang sesuai dengan perbandingan komposisi tertentu.
B.
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pengamatan ini adalah mengetahui cara
pembuatan medium pemeliharaan lalat buah (Drosophila
melanogaster).
C.
Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari praktikum ini adalah:
1.
Mahasiswa
memiliki keterampilan dalam membuat medium pemeliharaan lalat buah.
2.
Mahasiswa
memiliki pengetahuan tentang komposisi perbandingan bahan yangdigunakan dalam
pembuatan medium lalat buah.
3.
Mahasiswa
dapat mengaplikasikan pengetahuannya pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Drosophila
Melanogaster merupakan jenislalat buah yang dimasukkan ke dalam :
Kerajaan
: Animalia
Filum : Antropoda
Ordo
: Diptera
Famili : Drosophilia
Upafamili : Drosophilinae
Genus
: Drosophila
Upagenus : Sophophora
Grup
Spesies : Grup Melanogaster
Upagrup
Spesies : Subgrup Melanogaster
Spesies
komplek : Melanogaster
Spesies : Drosophila
Melanogaster
Drosophila Melanogaster adalah jenis
serangga bersayap yang masuk ke alam ordo Diptera (bangsa lalat). Spesies ini
umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam dan merupakan organisme model yang
paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi
sejarah kehidupan . Drosophila Melanogaster populer karena sangat mudah
berkembang biak / hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh
daur kehidupannya, mudah pemeliharaannya, serta memiliki variasi fenotip yang
relatif mudah di amati.
Lalat atau Drosophila baik disadari
atau tidak, telah hadir dalam setiap lingkungan. Dalam penelitian objek tentang
lalat, orang pertama yang meggunakaSSn lalat buah (Drosophila Melanogaster)
sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil
menemukan “pautan seks” dan gen rekombinan.
Selama musim panas Drosophila telah
hadir dalam kehidupan. Drosophila Melanogaster terdapat di semua bagian dunia.
Biasanya, Drosophila Melanogaster ini mengerumuni buah- buahan yang ranum dan
tempat-tempat sampah. Dalam pembiakan Drosophila yang pertama kita butuhkan adalah media.
Dalam pembuatan medium, sebaiknya digunakan air suling karena air suling bebas
dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman
pH medium juga penting bagi pertumbuhan
organisme, terutama kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh ph. Pada
saat makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terbanyak
saluran, maka pertumbuhan biakan dapat
dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada botol atau pada
kertas tissue di dalam botol. Disisnilah larva akan meletakkan diri pada tempat
kering dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk
pupa. Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna yaitu:
telur-larva instarI-larva instarII-larva instarIII-pupa-imago.
Ciri-ciri Drosophila antara lain
warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang. Berukuran kecil antara 3-5mm, urat tepi sayap(costal vein) mempunyai
dua bagian yang terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk
bulu, memiliki 7-12 percabangan.
Croovein Posterior umumnya lurus,tidak melenngkkung. Mata majemmuk berbentuk
bulat agak eleps dan berwarna merah, Terdapat mata oceli pada bagian atas
kepala denan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan mata majemmuk.
Thorak berbulu-bulu
dengan warna dasar putih,ssedanngkan abdomen bersegmen lima dan bergaris
hitam.Sayap panjang,,berwarna transparan,dan posisi berbulu pada Thoraks.
Drosophilla memiliki ciri morfollogi yang berbeda antara jantan dan betinanya.
Pada Drosophilla jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomenya dan memiliki
sisir kelamin,sedangkan pada yang betina ukuranya relative lebih
besar.memilliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin
merupakan hewan yang bersayap,berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan
morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat bantu seprti luv ataupun kaca
pembesar.
Pada Drosophilla jantan dan betina mudah
dipisahkan dalam benttuk sehmen ssegmen abdomen. Abdomen btina mempunyai ujung
meruncing dan pula garis-garis yang berbeda daripada abdomen
jantan.Kelamin lalat ditentukan
ssebagiam kromosom x yang dimiliki individu lalat betina akan memiliki 2
kromosom x,sedanngkan lalat jantan harus memilliki 1 kromosom x ditanbah 1 y
heterokromatik. Pada lalat buah kromosom y tidak memiliki peranan prenting
dalam penentuan jeni kelamin pada kromosom Drosophillia hanya ssedikit gen yang
aktif.
Tautan seks pada Drosophilla melalui penyilangan lalat
betina bermata merah dengan lalat jantan berwarna putih. Morgan menyatakan
bahwa gen atau sifatyang tergantung pada kromosom seks disebut pautan seks/tautan seks.
Berdasarkan hasil setelah dilakukan peslangan maka di dalam
kromosom y tidak terdapat gen yang bertanggung jawab atas warna masa dan faktor
warna mata merah demikian terhadap seks
warna putih.
Faktor-faktor
mempengaruhi Drophllia:
1. Suhu Lingkungan
Siklus
hidp lalat Drosophillia Melanogaster 8-11 hari dalam kondisi ideal(pada suhu
25-28 c).Suhu ini adalah suhu optimal yanng diperlukan oleh lalat buah untuk
tumbuh dan berkemnbang.Pada suhu rendah 18o c,relatif
lama siklus hidupnya dan lambat sekitar 18-20 hari.Pada suhu tinggi 30oC
dewasa tanngtumbuh asam steril.
2. Ketersedian Media Makanan
Jumlah telur akan menurun apabila
makanan lalat buah dewasa yang kekurangan makanan.Lalat buahbdewasa yanng
kekurangan makanan akan menghasilkan larva yang kecil.Larva ini mapu membentuk
pupa kecil tapi sering kali gagal menjadi ondividu dewasa(Shorrocus,1972).
3. Tingkat Kepadatan Botol pemeliharaan
Botol sebaiknya diisi buah yang
cukup dan tidak tterlalu padat.Pada Drosophllia Melanogaster dengan kondisi
ideal dimana cukup ruang,individu dewasa hidup sampai kurang 40 hari. Jika
terlalu padat akan menyebabkan menurunya produksi telur dan meningkatkan jumlah
kematian individu dewasa.
4.
Intensitas
Cahaya
Pada
Drosophillia Melanogaster menyukai yanng rremang –remang dan akan mengalami
pertumbuhan lambat selama berrdaa di ttempat yang gelap.
Sejak awal abad ini lalat Drosophila banyak digunakan dalam
penelitian Genetika karena lalat ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya
mudah diperoleh pada media makanan yang sederhana (Suryo, 2005). Karena Lalat buah umumnya tertarik oleh substansi yang mengandung
ammonia dalam buah, contoh lainnya protein hidrolisis atau protein
autolisis. Oleh karena itu zat-zat tersebut dapat digunakan
sebagai perangkap lalat buah, baik jantan maupun betina (Anonim, 2008). Dan dapat pula diperoleh
dengan menggunakan perangkap yang terbuat dari botol bekas air mineral dan di
dalamnya digantungkan kapas yang telah dibasahi dengan methyl eugenol (Asmal,
2008).
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrient. Umumnya media mengandung air, sumber energi, nitrogen, sulfur,
fosfat, oksigen, hydrogen serta unsur-unsur kelumit (trace mineral) (Lay,
1994). Sementara Agar-agar merupakan bahan yang digunakan untuk memadatkan
media. Agar-agar merupakan ekstrak polisakarida dari alga laut. (Ali, 2006).
Untuk pemeliharaan stock Drosophila
melanogaster dapat digunakan bermacam macam medium. Medium yang mula-mula
dipergunakan adalah campuran antara pisang ambon dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6:1. Medium tersebut dipakai selama lebih dari 15 tahun (Hartati,
2008). Pisang digunakan sebagai bahan karena pisang mempunyai kandungan gizi
sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi disbandingkan dengan
buah-buahan lain. Pisang kaya mmineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi
dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6 dan
serotonin (Anwar, 2003).
Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium yang
dicobakan untuk dapat pula pemeliharaan jenis-jenis Drosophila lainnya dan
beberapa tahun terakhir ini telah digunakan resep yang baru. Hal ini disebabkan
oleh karena kualitas pisang dan tape tidak pernak seragam, sehingga dirasakan
perlu untuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat diandalkan (Hartati,
2008).
Menurut Hartati (2008), adapun resep yang kini dipergunakan
adalah ebagai berikut:
Untuk membuat sekitar 25 – 30 botol
medium :
-
pisang
ambon 600 gram
-
agar-agar
(swallow) 7 gram
-
ragi 20 gram
-
nipagin/tegosept/moldex 7 ml
-
sorbic
acid 5
ml
-
aquadest 411
ml
Jumlah seluruhnya kurang lebih 1200 ml/1200
gram.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu &
tempat :
Waktu :
Senin, 20 mei 2013
Pukul :
09.00 – 11.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Universitas
Veteran Republik Indonesia
B.
Alat &
bahan :
1. Alat :
a.
Botol kultur
b.
Tutup gabus
c.
Kuas kecil
d.
Gelas beaker
e.
Gelas ukur
f.
Cawan petri
2. Bahan :
a.
Lalat buah (Drosophila melanogaster)
b.
Medium (komposisi tertentu)
c.
Zat pencegah jamur (nipagin )
d.
Ragi
e.
Gula merah
f.
Agar – agar
C.
Cara kerja
1. Menyiapkan semua bahan yang
dibutuhkan
2. Mencampurkan gula merah dengan
aquadest lalu memasaknya hingga mendidih
3. Sementara itu memblender pisang yang
ranum hingga lumat betul.
4. campurkan pisang yang telah diblender kedalam air,
agar-agar dan gula yang sedang mendidih .
5. Mengaduk sampai rata di atas api yang
kecil dan didiamkan sekitar menit, sehingga pisang ikut menjadi matang.
6. Membiarkan adonan mendidih sekitar
15 menit.
7.
Melarutkan
ragi roti tersebut dalam air dan mencampurkan pula di dalam adonan yang suhunya sudah mulai menurun
sekitar 40 C.
8. Mencampurkan anti jamur yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
9. Menuangkan dengan segera sekitar 40
ml/40 gr adonan yang masih panas dalam botol selai yang telah disterilkan
terlebih dahulu.
10. Memasukkan kertas saring untuk
menyerap kelebihan cairan dalam botol medium.
11. Apabila medium sudah dingin maka
botol biakan siap dipergunakan.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
a.
Hasil
b.
Pembahasan
Dari hasil pengamatan cara pembuatan
medium lalat buah yang terbuat dari bahan-bahan campuran berupa pisang ambon,
gula merah, agar-agar, ragi, nipagin, sorbic acid dan aquadest.
Setiap bahan-bahan tersebut memiliki
fungsi masing masing. Fungsinya antara lain :
1. Pisang ambon memiliki aroma
tersendiri sehingga meransang datangnya lalat buah (Drosophila melanogaster) pada medium.
2. Gula merah berfungsi memberi rasa
manis pada medium. Selain itu juga sangat dibutuhkan oleh lalat buah betina
untuk menghsilkan telur.
3. Agar-agar berfungsi untuk memadatkan
medium ketika disimpan pada botol selai.
4. Ragi digunakan agar adonan
mengembang.
5. Nipagin berfungsi sebagai anti jamur
dengan kata lain mencegah tumbuhnya jamur pada medium.
6. Sorbic acid berfingsi sebagai pengawet
medium.
7. Kertas saring berfungsi untuk
menyerap kelebihan air pada medium dan juga sebagai tempat lalat buah bertelur.
Selain bahan, alat-alat yang
digunakanpun masing-masing memiliki fungsi. Antara lain:
1. Botol selai merupakan tempat
penyimpanan medium yang telah dibuat.
2. Sumbat spons digunakan sebagai
penutup botol sehingga lalat buah yang telah ditangkap tidak mudah lepas dan
pori-pori pada tutup tersebut memungkinkan lalat buah tetap mendapatkan oksigen untuk bernafas.
3. Blender digunakan untuk melumatkan
pisang
4. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur
volume aquadest yang digunakan
5. Panci digunakan sebagai wadah untuk
mencmpur dan memasak adonan
6. Pengaduk digunakan untuk mengaduk
adonan hingga homogen
7. Kompor gas berfungsi untuk
memanaskan adonan hingga mendidih
8. Timbangan berfungsi untuk mengukur
koposisi bahan yang akan digunakan.
Pembuatan medium tersebut merupakan
hasil penelitian dari para ahli. Yang sebelumnya menggunakan campuran pisang ambon dan tape ketela pohon. Namun
kualitas pisang dan tape tidak pernah seragam sehingga dilakukan penelitian
selanjutnya untuk penemuan resep baru.
Cara pembuatan medium lalat buah (Drosophila melanogaster) yang telah
dilakukan merupakan resep baru yang mengandung nutrient yang mudah digunakan.
Seperti karbohidrat, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat dan air
merupakan sumber energi bagi aktivitas lalat buah. Protein dibutuhkan untuk kematangan seksual dan produksi telur.
Medium Drosiphila melanogaster yang telah dibuat masih memiliki kelemahan,
terbukti dari hasil pengamatan bahwa Drosophilla
melanogaster yang ada pada medium
tersebut mati. Tetapi medium tersebut mudah dibuat dan bahan-bahan yang
digunakan pun mudah diperoleh.
PARAF ASISTENSI
( )
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam pembuatan medium pemeliharaan Dsophila melanogaster digunakan beberapa bahan dengan
perbandingan koposisi yang telah ditentukan.
2. Medium yang cocok untuk pemeliharaan
Drosophila melanogaster adalah medium
yang steril dan mengandung sejumlah
nutrient yang dibutuhkan oleh Drisophila
melanogaster .
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti
ketika menimbang bahan yang digunakan agar tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan porsi masing-masing bahan.
2. Sebaiknya praktikan memasukkan
adonan pada botol selai dalam keadaan panas karena ketika adonan telah dingin
maka adonan akan menjadi padat di panci.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, A. 2006. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Dasar. Makasar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim . 2008. Pengenalan Lalat
Buah. http://ditlin.holtikultura.go.id/buku_peta/bagian_08.html.
Diakses 28 Maret 2008.
Az azmal. 2008. Surveilans
Distribusi Spesies Lalat Buah di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung
Timur. http://farferta.ugm.ac.id/perlitan2005/brt0005.htm#atas. Diakses 28 Maret 2008.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di
Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suryo. 2005. Genetika Manusia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
kak isi pembahasan, apaan?
BalasHapus