Kamis, 05 September 2013

laporan pengamatan siklus hidup lalat buah

Laporan lengkap praktikum
GENETIKA
 PENGAMATAN SIKLUS HIDUP DROSOPHILA MELANOASTER
OLEH
KELOMPOK V
NAMA                                :                                               LIA ALLO LAYUK
STAMBUK                        :                                               10270013
PRODI                                :                                               BIOLOGI
KELAS                               :                                               A
ASISTEN                           :                                              
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
       Pada praktikum Biologi Dasar kali ini mengamati morfologi dan siklus hidup  Drosophila melanogaster.  Lalat buah atau Drosophila melanogaster digunakan dalam pengamatan ini karena karakteristiknya yang sesuai sebagai objek penelitian. Berikut adalah beberapa alasan lalat buah sesuai sebagai objek penelitian:
1. Pemeliharaannya relatif mudah. Lalat buah mempunyai tubuh yang cukup kuat, tidak memerlukan kondisi steril, pemeliharaannya tidak memerlukan tempat yang luas, dan tidak berbahaya.
2. Biaya pemeliharaan murah karena makanannya mudah didapat dan tidak memerlukan medium khusus.
3. Ukurannya cukup besar sehingga pengamatan mudah dilakukan.
4. Siklus hidupnya pendek, sekitar 8 hingga 15 hari sehingga mudah diamati.
5. Dapat menghasilkan banyak keturunan.
            Dalam praktikum kali ini dilakukan dua pengamatan. Pertama, pengamatan morfologi Drosophila melanogaster dan pengamatan siklus hidup Drosophila melanogaster. Berikut ini akan dibahas lebih rinci mengenai pengamatan yang telah dilakukan:
1.Pengamatan Morfologi Drosophila melanogaster
            Pada pengamatan morfologi, lalat buah yang sudah ditangkap selanjutnya dibius dengan larutan eter agar dalam proses pengamatan lalat buah dengan mikroskop lebih mudah teramati. Ciri-ciri morfologi Drosophila melanogaster yang diamati dalam praktikum kali ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian kepala yaitu mengamati bagian antena pada lalat buah, kemudian bagian dada (torak) yaitu mengamati sayap dan keadaan kaki pada lalat buah, lalu bagian perut (abdomen) yang meliputi pengamatan jumlah segmen pada perut lalat buah. Pada pengamatan morfologi ini ditemukan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk membedakan Drosophila melanogasterjantan dan Drosophila melanogaster betina.
B.     Tujuan
1.      Mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster)
2.      Membedakan ciri lalat buah Drosophila melanogaster
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Orang yang pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian Genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan seks. Spesies lalat buah, Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik.Pada percobaan ini akan dilakukan perkawinan dihibrid pada lalat buah Drosophila melanogaster yang telah ditangkap dan dimasukkan ke dalam botol kultur berisi medium yang telah dibuat sebelumnya dan telah memadat. Lalat yang dikawinkan terdiri dari 3-5 pasang lalat jantan dan betina dalam satu botol. Kemudian diamati setiap hari daur hidup perkembangan lalat Drosophila melanogaster, jika keturunan F1 sudah ada yang dewasa maka lalat dewasa tersebut dipindahkan untuk diamati morfologi dan ditentukan jenis kelaminnya serta dihitung rasio keturunannya. Setelah itu lalat keturunan F1 yang telah dewasa dikawinkan lagi untuk memperoleh keturunan F2, perlakuan yang sama juga dilakukan pada keturunan F2.Permasalahan yang akan dibahas dalam percobaan ini adalah bagaimana membuat medium kultur Drosophila melanogaster, mengamati morfologi dan siklus hidup Drosophila melanogaster, bagaimana membedakan seks lalat jantan dan lalat betina serta melihat variasi fenotip dan genotip mata lalat yang terangkai kromosom-X dan juga bagaimana melakukan perkawinan dihibrid pada Drosophila melanogaster serta mengamati rasio fenotip pada keturunan F1 dan F2.
Tujuan:
1. Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster.
2. Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster.
3. Mengetahui cara menangani dan memelihara Drosophila melanogaster.


Lalat Buah Drosophila melanogaster
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster:
Kingdom         :Animalia
Phyllum           :Arthropoda
Kelas               :Insecta
Ordo                :Diptera
Famili              :Drosophilidae
Genus              :Drosophila
Spesies Drosophila melanogaster (Borror, 1992).
            Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
·                     Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1)      Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2)      Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3)      Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4)      Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5)      Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6)      Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7)      Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk. Kepala berbentuk elips.
8)      Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.
9)      Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
·                     Ada beberapa keuntungan dari Lalat buah (Drosophila melanogaster) sehingga         banyak dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya:
1.      Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat.
2.      Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster)dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
3.      Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah diperoleh.
4.      Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
5.      Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “Giant Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
6.      Mudah dibedakan antara lalat jantan dan lalat betina. Lalat buah (Drosophila melanogaster)memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.
7.      Perkembangan dari siklus hidupnya pendek mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa (imago).
·                     Daur Hidup Drosophila melanogaster
            Daur hidup lalat Drosophila relatif pendek, terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut:
a) Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari pupa. Masa bertelur ini berlangsung lebih kurang selama 1 minggu, dengan jumlah telur 50 hingga 75 butir/hari. Telur diletakkan di permukaan makanan. Bentuknya oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk cair.Diameternya 0,5 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Tahaptelur berlangsung selama lebih kurang 24 jam (Anonim, 2010). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Borror, 1992). Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan(Silvia, 2003).
            Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
b) Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen dengan panjang sekitar 4,5 mm, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala.
Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dan setelah pergantian yang kedua.Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa. Secara keseluruhan tahap larva memakan waktu kira-kira satu minggu (Anonim, 2010).
             Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi.Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayp ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago(Ashburner, 1985).Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan sperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa (kepompong).
c) Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Panjangnya sekitar 3 mm. tahap ini berlangsung sekitar 5 hari. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa(Ashburner, 1985).Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa(Silvia, 2003).
d) Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat, tubuhnya berwarna bening dan sayapnya belum mengembang. Keadaan ini akan berubah dalam beberapa jam. Sementara itu, lalat betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12-18 jam dan dapat bertahan hidup kurang lebih selama 26 hari (Anonim, 2010).
Rangkai Kelamin pada Drosophila melanogaster :
            Rangkai kelamin awalnya ditemukan T.H Morgan pada percobaannya terhadap Drosophila melanogaster, ian mendapatkan lalat bermata putih. Lalat ini merupakan mutan (mengalami perubahan gen) karena lalat normata bermata merah. Ketika lalat jantan bermata putih dikawinkan dengan lalat betina normal (bermata merah), maka semua keturunannya bermata merah. Dan jika lalat F1 ini dikawinkan, maka keturunan F1 memperlihatkan perbandingan 3 bermata merah: 1 bermata putih. Dari perbandingan ini, diperoleh petunjuk bahwa merah adalah dominan terhadap putih, selain itu, semua lalat F2 bermata merah semua, sedangkan separoh dari lalat jantan bermata merah dan sebagian lagi bermata putih. Dari sini diambil kesimpulan bahwa gen resesip hanya memperlihatkan pengaruhnya pada lalat jantan saja. Karena itu Morgan berpendapat bahwa gen yang menentukan warna mata itu terdapat pada kromosom-X (Suryo, 2008).
            Jika gen dominan W menentukan warma mata merah, dan alelnya w resesip untuk mata putih maka semua lalat betina keturunannya bermata merah, sedangkan separuh dari jumlah lalat jantan bermata merah dan separohnya lagi bermata putih. Karena lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom-X, sedangkan di kromosom-Y tidak terdapat gen tersebut maka lalat jantan bersifat hemizigotik (Suryo, 2008).
            Karena gen yang menentukan warna mata terletak pada kromosom-X, tentunya dapat terjadi lalat betina bermata putih dengan genotip ww. Hal ini terjadi jika lalat jantan bermata merah dikawinkan dengan lalat bermata merah dengan genotip Ww. Sehinggan diperoleh separoh dari jumlah anak lalat betina maupun separoh dari jumlah anak lalat jantan memiliki mata putih (Suryo, 2008).






















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.                Waktu & tempat :
     Waktu                     : Senin, 20 mei 2013
     Pukul                      : 09.00 – 11.30 WITA
     Tempat                   : Laboratorium Biologi Universitas Veteran Republik Indonesia

B.                 Alat & bahan :
1.                  Alat :
a)      Cawan petri
b)      Mikroskop
c)      kuas kecil
2.         bahan :
a)      biakan Drosophila melanogaster

C.                Cara kerja
1.      Sebelum melakukan pengamatan maka biakanlah lalat buah pada medium yang telah anda buat pada praktikum sebelumnya
Cara menangkap lalat buah :
Gunakan kantung plastik yang agak besar dan tempatkan dengan mulut di bawah pada bak sampah/buah-buahan yang di hinggapi Drosophila, dan ketuklah bak sampah tersebut hingga lalat drsophila beterbangan masuk kedalam kantung plastik, baru dipindakan kedalam medium. Usahakan agar terdapat sekitar 20 pasang  drosophila. Berilah catatan pada botol tersebut mengenai waktu dan tempat pengumpulan, jangan lupa mencatat nama saudara.
2.      Amati perubahan yang terjadi pada medium, dan catatlah kapan mulai adanya telur, larva dari instar hingga berbentuk imago dengan pengamatan secara periodic dari 4-6 jam sekali.
3.      Untuk dapat membedakan fase siklus hidup gunakan lup atau mikroskop.
4.      Catatlah apabila dalam biakan saudara terdapat lebih dari satu spesies Drosophila
5.      Berdasarkan ciri lalat buah Drosophila melanogaster antara jantan dan betina
6.      Laporkan hasil pengamatan saudara.


 BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

A.  Hasil
Gambar hasil pengamatan
NO
GAMBAR
KETERANGAN


1.       






2.       







3.       









4.       








5.       







6.       







7.       






8.       







                       



*      Hasil medium pemeliharaan lalat buah
Drosophila melanogaster
Berupa lalat jantan dan betina. Untuk dikembangbiakkan lagi selama 10 hari.



*      Terbentuk telur
berupa telur yang berbentuk oval berwarna putih dan di bagian ujung anteriornya terdapat antena


*      Larva instar I
Pada hari ke 3 atau 24 jam setelah munculnya telur, telur- telur berkembang menjadi larva instar I
Larva  instra I berwarna transparan dengan bentuk oval dan panjang mencapai 1  mm.

*      Larva instar II
Perkembangan dari larva instar I menjadi larva instar II biasa membutuhkan waktu 24 jam. Panjang larva instar II mencapai 5 mm dan sudah mulai melakukan pergerak (motil )

*      Larva instar III
Ukuran larva  instar III ada yang mencapai 1 cm. Bagian mulut yang berwarna hitam di ujung anterior sudah terlihat jelas. Selain itu, larva ini sudah menghasilkan lendir di sekeliling tubuhnya.

*      Terbentuk pupa







*      Terbentuk imago






*      Terbentuklah lalat jantan dan betina


B.                 PEMBAHASAN
            Dari hasil pengamatan, siklus Lalat dari mulai telur hingga dewasa terjadi sekitar 8 hari.
hasil pengamatan kelompok  V  pada siklus hidup Drosophyla menunjukkan rata-rata sikus hidup lalat buah ini berlangsung selama 8 sampai 9 hari. Dengan urutan berikut:


ada beberapa hal yang mengganggu pada pengamatan ini, seperti mencairnya medium sehingga bnyak individu terjebak, suhu yang terlalu dingin, banyak pupa yang mati ketika menetas.
Dari hasil pengamatan sex comb dan pencocokkan dengan kunci determinasi, diketahui bahwa seluruh lalat buah yang diamati kelompok V adalah Drosophyla melanogaster.
1.                  Pada pengamatan morfologi ini ditemukan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk membedakan Drosophila melanogaster jantan dan Drosophila melanogaster betina.
a. Drosophila melanogaster Jantan
            Lalat buah jantan memiliki ciri khas yang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakannya dengan lalat betina. Ciri-ciri ini dapat dengan mudah diamati dengan mata telanjang, namun agar pengamatan lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka digunakan mikroskop sebagai alat bantu untuk mengamati bagian-bagian tubuh lalat buah yang dapat digunakan sebagai parameter antara lalat buah jantan dan betina.
Ciri-ciri morfologi pada lalat buah jantan yang didapatkan berdasarkan pengamatan di bawah mikroskop adalah sebagai berikut:
           
Ciri-ciri Morfologi pada Lalat Buah Jantan
Gambar
1. Terdapat antena, yang mempunyai cabang

2. Sayap pada lalat buah transparan dan berwarna agak kecoklatan, keadaan kedua sayap agak mengatup.
3. Pada kaki lalat buah jantan terlihat ada serabut di sepanjang tungkai. Selain itu terdapat sisir kelamin berwarna lebih hitam dan lebih rapi daripada serabut-serabut pada sepanjang kaki.
Pada morfologi lalat buah jantan ditemukan adanya sisir kelamin pada kakinya. Hal ini sesuai dengan teori yang ada atau dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
b.      Drosophila melanogaster Betina
Pada pengamatan morfologi Drosophila melanogaster betina ditemukan cirri-ciri yang berbeda dari Drosophila melanogaster Jantan, yaitu sebagai berikut:
Ciri-ciri Morfologi pada Lalat Buah Betina
Gambar
1. antenna tidak dapat diamati karena sudah patah sebelum diamati

2. Sayap pada lalat buah transparan dan berwarna agak kecoklatan, serta keadaan kedua sayap agak terbuka.
3. Pada kaki lalat buah betina tidak terlihat ada serabut di sepanjang tungkai. Selain itu, juga tidak terdapat sisir kelamin.

Apabila dibandingkan ukuran lalat buah betina lebih besar daripada lalat buah jantan. Selain itu, ujung abdomen lalat betina berbentuk runcing sedangkan pada lalat buah jantan berbentuk tumpul. Jumlah segmen ketika diamati di bawah mikroskop tidak terlihat dengan jelas. Akan tetapi, menurut teori yang ada jumlah segmen pada abdomen lalat buah jantan berjumlah 5 buah, sedangkan pada lalat buah betina jumlah segmen pada abdomen sebanyak 7 buah.
08032010800       Ukuran tubuh




Sex comb pada jantan                                                         
                                                                                                 Sex comb D. Melanogaster
2.      Pengamatan siklus hidup  Drosophila Melanogaster.
Tabel Hasil Pengamatan Siklus Hidup Drosophila
Hari/Tanggal
Waktu (WIB)
Stadium perkembangan
Senin / 20 mei 2013
15.00
Memasukkan 11 lalat betina dan 6 lalat jantan ke dalam botol kultur.

Selasa
09.00
Pada bagian atas medium dan kaca botol mulai tampak adanya telur dalam jumlah yang sangat sedikit.
Rabu

03.00
Jumlah telur semakin banyak dan menempel pada bagian kaca botol.
21.00
Pada medium terlihat adanya beberapa larva berwarna putih bening.
Kamis
03.00-21.00
Jumlah telur dan larva semakin banyak.
Jumat
09.00
Larva banyak sekali menempel di kaca dekat medium, larva berwarna kekuningan.
21.00
Larva instar 3, berwarna kecokelatan.
Sabtu

09.00
Beberapa larva memasuki stadia pupa dan menempel pada bagian kaca botol yang lebih atas (menjauhi medium).
Minggu

03.00
Terdapat bintik hitam di bagian ujung pupa. Jumlah pupa meningkat.
senin
03.00-09.00
Semua induk pupa mati.
selasa
15.00
Sekitar 5 buah pupa memasuki fase dewasa.
rabu
09.00
Lalat dewasa berjumlah sekitar 20 ekor.

Pada pengamatan siklus hidup Drosophila Melanogaster diawali pembuatan media yaitu dengan memasukkan beberapa buah duku yang hampir busuk ke dalam botol aqua transparan.
Lalat buah baru  dimasukkan dalam botol media  pada tanggal 23 April 2010 pagi hari.. Jumlah lalat yang dimasukkan yaitu sebanyak 5 ekor, terdapat 1 jantan dan 4 betina. Pada hari yang sama muncul titik-titik kecil berwarna putih pada kulit buah duku. Berdasarkan literatur titik-titik kecil itu adalah telur lalat buah.  Satu hari setelah pemasukan lalat buah ke dalam media yaitu pada tanggal 24 April 2010, mulai muncul hewan-hewan kecil bergerak seperti cacing namun lambat, berwarna putih, bentuk tubuhnya lonjong. Berdasarkan teori hewan-hewan kecil itu merupakan Drosophila Melanogaster fase larva instar I.
Pada hari ketiga yaitu tanggal 25 April 2010, larva tampak lebih besar dan gerakannya semakin cepat atau  lebih aktif bergerak, pada salah satu ujung terdapat titik berwarna hitam. Berdasarkan literatur, Drosophila Melanogaster memasuki fase larva instar II. Warna hitam pada salah satu ujungnya merupakan mulut larva yang berfungsi sebagai alat makan. Larva ini sudah mulai aktif makan, sehingga pergerakannya juga lebih aktif di sekitar makanan (buah duku busuk) yang tersedia di dalam botol media.
Perubahan berikutnya terlihat pada tanggal 27 April 2010, atau dua hari setelah fase larva instar II. Fase ini sering disebut larva instar III, dengan ciri-ciri ukurannya bertambah besar, bintik hitam pada salah satu ujungnya semakin jelas, bergerak dengan cepat pada dinding botol dan pada kulit duku, pada bagian tengah abdomen tampak garis tipis berwarna kekuningan. Berdasarkan teori, warna kekuningan ini merupakan organ dalam larva, yaitu tabung malpighian dan usus yang terpilin.
Pada tanggal 28 April 2010, larva mulai tidak bergerak, tubuh menjadi lebih pendek dan lebih bulat, berwarna kecoklatan atau lebih gelap dari sebelumnya.Larva ini terlihat mulai merayap ke dinding-dinding botol serta sebagian menuju bagian atas botol. Pada hari yang sama, larva ini mulai nonaktif atau menetap pada dinding-dinding botol. Walaupun ada beberapa larva lainnya yang masih tetap aktif bergerak.hal ini disebabkan telur lalat buah tidak menetas secara bersamaan. Tahap mulai tidak bergeraknya larva ini disebut dengan fase prepupa.
Satu hari kemudian, tepatnya pada tanggal 29 April 2010 tampak beberapa prepupa telah mengalami perubahan warna kulit menjadi coklat gelap dan terlihat mengeras, selain itu juga  terdapat sungut pada salah satu ujung pupa, tidak bergerak, terlihat bercak hitam pada pupa. Fase ini menurut literatur disebut dengan fase pupa.
Pada tanggal 2 Mei 2010, muncul lalat buah baru, kecil,  dan berwarna pucat. Berdasarkan literatur, fase ini disebut fase imago. Lalat buah ini merupakan lalat buah baru karena pada dinding-dinding botol terdapat kulit keras yang menyerupai bentuk pupa, namun telah kosong karena sudah berubah menjadi lalat buah baru.  Pada hari-hari selanjutnya imago berubah menjadi lebih gelap dan lebih aktif terbang mengelilingi ruang botol. Imago ini telah berubah menjadi imago dewasa. Namun ada beberapa imago lain yang masih kecil karena baru saja keluar dari kulit pupanya.
Dari pengamatan Drosophila Melanogaster siklus hidupnya 10 hari, sedangkan berdasarkan teori siklus hidupnya selama 8-15 hari. Dilihat dari lama siklus hidup, dapat dikatakan bahwa siklus hidup Drosophila Melanogaster  yang diamati termasuk siklus hidup pendek. Hal ini terjadi karena suhu lingkungan media mendukung dan intensitas cahaya yang digunakan dalam pengamatan tidak terlalu terang (remang-remang). Makanan yang tersedia juga mampu mencukupi Drosophila Melanogaster yang hidup pada botol. Jadi dapat dibuktikan bahwa suhu, intensitas cahaya dan ketersediaan makanan mampu mempengaruhi lamanya siklus hidup  Drosophila Melanogaster. Semakin sesuai suhu lingkungan tempat hidup maka siklus hidupnya semakin pendek.









Paraf Asisten


(                             )

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan:
1.      Ciri-ciri morfologi yang dimiliki oleh Drosophila Melanogaster  jantan dan betina adalah sebagai berikut:
Jantan
Betina
1.    Terdapat antena, yang mempunyai cabang
1.    Terdapat antena, yang mempunyai cabang
2. Sayap pada lalat buah transparan dan berwarna agak kecoklatan, keadaan kedua sayap agak mengatup
2. Sayap pada lalat buah transparan dan berwarna agak kecoklatan, keadaan kedua sayap agak terbuka.
3. Pada kaki lalat buah jantan terlihat ada serabut di sepanjang tungkai. Selain itu terdapat sisir kelamin berwarna lebih hitam dan lebih rapi daripada serabut-serabut pada sepanjang kaki.
3. Pada kaki lalat buah betina terdapat serabut di sepanjang tungkai dan tidak terdapat sisir kelamin.
4. Jumlah segmen pada abdomen sebanyak 5 buah
.Jumlah segmen pada abdomen sebanayk 7 buah.
5. Ukuran tubuh lalat buah jantan lebih kecil.
5. Ukuran tubuh lalat buah betina lebih besar
6. Bentuk ujung abdomen berbentuk tumpul
6. Bentuk ujung abdomen berbentuk runcing.


2.      Siklus hidup Drosophila Melanogaster selama 10 hari. Dengan rincian sebagai berikut:
Fase telur selama ± 9 jam. Larva instar I selama 1 hari, larva instar II selama 1 hari, larva instar II selama 2 hari, prepupa selama 1 hari, pupa selama 1 hari, dan imago selama 3 hari.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi lama siklus hidup Drosophilla sp. yaitu suhu, intensitas cahaya, dan ketersediaan makanan.

B.     Saran
1.      Sebaiknya praktikan serius dalam melakukan praktikum.
2.      Sebaiknya asisten mendampingi masing-masing kelompok saat praktikum.
3.      Sebaiknya laboran menyiapkan alat dan bahan yang lengkap sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.



















DAFTAR PUSTAKA



1 komentar: