Laporan lengkap praktikum
GENETIKA
“ISOLASI DNA”
OLEH
KELOMPOK V
NAMA :
LIA ALLO LAYUK
STAMBUK :
10270013
PRODI :
BIOLOGI
KELAS :
A
ASISTEN :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012/2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ketika mendengar kata DNA, seolah
kita berhadapan dengan sesuatu yang begitu abstrak dan sangat kecil. Apalagi
jika berbicara tentang isolasi DNA, sering terpikirkan sebuah proses yang
sangat rumit dengan alat-alat yang sangat canggih.Padahal tidak selamanya
isolasi DNA demikian, beberapa teknik isolasi DNA sederhana terbukti efektif
untuk mengisolasi DNA, bahkan selain prosedurnya yang sederhana, bahan-bahan
yang dipakaipun mudah didapatkan dari lingkungan sekitar. Sangat cocok untuk
praktikum pengenalan DNA pada siswa MTs/SMP juga MA/SMA. Berikut ini
pembahasan tentang isolasi DNA secara sedasar teori. DNA
(Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode
semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap
organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula
deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida
(Istanti, 1999).
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga bisa diisolasi. Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005)
menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melauli tahapan-tahapan antara
lain: preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi
DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi
pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal
ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi
yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan
sampel buah,
B.
TUJUAN
Untuk mengetahui cara/metode mengisolasi DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) jaringan tumbuhan dengan metode sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DNA
merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam
keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Molekul DNA terdapat
pada nukleus, mitokondria, plastida dan sentriol. Molekul DNA pada nucleus
memiliki bentuk sebagai benang lurus dan tidak bercabang, sedangkan DNA yang
terletak pada mitokondria dan plastida berbentuk lingkaran (Suryo, 2012 : 59).
DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi
secara sederhana. Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik
maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam
jaringan.
Pemecahan dinding sel secara mekanik
dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan
pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan
sabun cair dan garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk
mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA.
Setelah menunggu beberapa saat
terjadi presipitasi pada lapisan atas bukan lapisan bawah, yang menunjukkan
bahwa DNA tidak larut dalam etanol tetapi larut dalam air. Ketika molekul DNA
terlarut, mereka tersebar dalam larutan sehingga tidak terlihat. Ketika molekul
tersebut berpindah kedalam larutan yang bukan pelarut meraka akan berkumpul/
menggumpal sehingga dapat dilihat. Presipitat DNA terlihat seperti
serabut-serabut putih yang terkumpul diatas permukaan larutan karena masa jenis
etanol lebih kecil dari pada masa jenis air. Etanol yang digunakan harus
benar-benar dingin dan berasal dari lemari pendingin, hal ini bertujuan untuk
menyempurnakan presipitasi. Apabila etanol yang digunakan kurang dingin, maka
mengakibatkan pembentukan presipitat kurang sempurna.
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul
(molekul utama) yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme
dalam setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama
yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk
nukleotida (Istanti, 1999). Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, dan
ditemukan di nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini
merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana
basa nitrogen dan kedua ”benang” polinukleotida saling berpasangan dalam
pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen dan antara nukleotida yang satu
dengan nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di
dalam setiap sel makhluk hidup dan disebut sebagai ”cetak biru kehidupan”
karena molekul ini berperan penting sebagai pembawa informasi hereditas yang
menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005).
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu
DNA juga bisa diisolasi. Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa
isolasi DNA dapat dilakukan melauli tahapan-tahapan antara lain: preparasi
esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Meskipun
isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis
atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini karena adanya
senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat
menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka
kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang
berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang
berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar
air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA
yang terpretisipasi juga akan sedikit.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal
ini bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan.
Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara
mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan
atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan
pemberian yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah satunya adalah
deterjen.
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena
deterjen dapat menyebabkan rusaknya mebran sel, melalui ikatan yang dibentuk
melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membran
membentuk senyawa ”lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat
terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik,
demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia
(Machmud, 2006).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu & tempat :
Waktu : Senin, 27 mei 2013
Pukul : 09.00 – 11.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Universitas
Veteran Republik Indonesia
B.
Alat &
bahan :
Alat
|
Bahan
|
-
Tabung
Reaksi
-
Pisau
-
Pipet
5 ml
-
Garpu
-
Gelas
beaker 250 ml
-
Mortal
-
Saringan
/ tapisan
-
Corong
-
Gelas
ukur
-
Gelas
kenlia 100 ml tambah analik
-
Batang
Pengaduk
|
-
Es serut
-
NaCl 3 gram
-
Detergen
-
Etanol 95 – 100 % dingin( dari –
20°C )
-
Tumbuhan ( buah pisang )
|
C.
Cara
kerja
1.
Pilihlah buah yang masak dan potong
dengan pisau, keluarkan isinya dengan menggunakan garpu dan simpan dalam gelas
beaker 250 ml. Tumbuk sampai halus dengan menggunakan mortal.
2.
Tambahkan 3 gram NaCl yang telah
dilarutkan, kemudian tambahkan 10 ml detergen, buat sampai volume 100 ml dengan
menambahkan air.
3.
Campurkan dan aduk dengan garpu sampai
benar – benar tercampur kemudian disaring dan disimpan cairan yang telah di
saring tersebut.
4.
Biarkan beberapa menit kemudian di isi
sebanyak 6 ml cairan tersebut kedalam tabung reaksi
5.
Tambahkan 9 ml etanol dingin pada
bagian bawah tabung reaksi dan tunggu
beberapa menit untuk presipitasi DNA sampai terdapat dua bagian yang terpisah
etanol dan bagian yang berwarna putih.
6.
Bagian putih dipindahkan ke tabung reaksi
yang lainnya, bagian itu merupakan DNA hasil ekstraksi.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
HASIL
Ø Gambar
hasil pengamatan
A B keterangan
:
a.1
b.1
a.2
b.2
c.2
d.2
|
busa
ekstrak
pisang dan larutan NaCl & sabun sunlight
larutan
etanol & es
busa
hasil
isolasi DNA berupa bentuk DNA
ekstrak
pisang dan larutan NaCl & sabun sunlight
|
a.2
b.2
a.1 c.2
b.1
d.2
a. Sebelum
dicamur larutan b.
Setelah dicampur etanol
Etanol
dan es dan
es
Ø Tabel
hasil pengamatan isolasi DNA pada buah pisang
No.
|
Buah
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|||
Warna
|
Bentuk
|
Waktu
|
Jumlah
|
|||
1.
|
pisang
|
Sabun
sunlight
|
Keruh ke-orangean
|
Benang yang menggumpal
|
65 s
|
+++++
|
B.
PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh buah dan deterjen
terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang digunakan
dalam proses isolasi DNA ini adalah buah pisang. Sedangkan jenis deterjen yang
dipakai adalah deterjen sunlight. Hal yang pertama kami lakukan yaitu,
menyiapkan buah yang akan di tumbuk.
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun
tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari
sel dilakukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membran inti.
Cara yang digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka
ragam, misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil.
Selain perusakan secara fisik, membrane dan dinding sel dapat pula dirusak
dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia. Perusakan dinding sel dan membrane
sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan cara penggerusan. DNA yang didapatkan dalam
pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa benang-benang halus.
Apabila dilihat dari sumber DNA
yang digunakan untuk pengisolasian ini, macam buah yang digunakan menunjukkan
perbedaan yang nyata. Masing-masing buah untuk sumber DNA menghasilkan DNA yang
berbentuk benang-benang halus berwarna sesuai dengan warna asal buah
tersebut. Kelima macam buah yang digunakan dalam proses pengisolasian DNA kali ini adalah
jenis buah yang memiliki kadar air yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang
ditunjukkan untuk perlakuan variasi jenis buah ini. Suatu sumber menyatakan
bahwa dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan
terlalu encer karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan
semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah
pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan
jumlah air yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah
dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental.
Membran sel pada setiap organisme
dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia.
Senyawa kimia yang mampu merusak membrane ataupun dinding sel antara lain
lisozim yang mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik sehingga kekakuan sel
tidak lagi dapat terjaga. Selain itu, ada pula senyawa EDTA
(etilendiamintetraasetat) yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+
yang penting untuk mempertahankan struktur selubung sel serta menghambat enzim
yang dapat merusak DNA. Dalam proses isolasi DNA, deterjen berfungsi
menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut di atas. Deterjen mengandung sodium
dodesil sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada
membran sel sehingga struktur membrane akan rusak dan melisiskan isi sel.
Pada Pengisolasian DNA
menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk memekatkan DNA. Hal ini dapat
terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk
ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+
garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan
penambahan alcohol pada permukaan larutan betujuan untuk melakukan presipitasi
sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan
terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya.
Paraf
asistensi
( )
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat
diambil kesimpulan, bahwa :
1. Cara pengisolasian DNA dilakukan dengan cara mekanik dan
kimiawi. Cara mekanik dengan alat-alat yang berfungsi untuk menghancurkan
membran sel. Sedangkan secara kimiawi dengan penambahan-penambahan reagen,
yaitu detergent, NaCl, danalkohol dingin 96%.
2.Tahap-tahap dalam isolasi DNA ada
tiga. Tahap pertama dari isolasi DNA adalah penghancuran dinding sel dengan
cara memblender bahan, Tahap kedua isolasi DNA adalah melisiskan sel dengan
menambahkan detergent dan garam ke dalam campuran. Pemberian detergent
berfungsi untuk membuka atau memecah membran sel (baik membran sitoplasma
maupun membran nukleus. Tahap ketiga adalah pemurnian DNA. Cara ini dilakukan
dengan manambahkan alkohol dingin 96%. Alkohol berfungsi untuk memisahkan DNA
dengna molekul-molekul lain,seperti protein.
B.
Saran
Dalam melakukan praktikum.Sebaiknya
praktikan serius dalam melakukan praktikum.Sebaiknya asisten mendampingi
masing-masing kelompok saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Arhan.
2009. Laporan Pratikum isolasi
DNA.
Istanti, Annie. 1999.
Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM.
Jamilah. 2005. Pengaruh
Berbagai Macam Deterjen, Penambahan Garam dan Ekstrak Nanas
(Ananas Comusus) terhadap
Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah sebagai Topik
Praktikum Mata Kuliah
Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana
Biologi.
Tahap-tahap isolasi DNA apa saja ya? Trimakasih http://satriosuryadinugroho.student.ipb.ac.id
BalasHapus